Sabtu, 21 Januari 2012

Kisah Tentang Banyaknya Tentara Nazi yang Masuk Islam
Mengingat banyaknya email yang masuk meminta saya untuk mengulas lebih banyak tentang Hitler, maka kali ini saya ingin ulas lagi tentang sejarah Nazi dan pandangan Adolf Hitler dan perwira-perwira NAZI mengenai Islam. Bahkan dalam pasukan NAZI terdapat hampir sekitar 60.000 ribu orang muslim. Lalu sebenarnya apa yang melatar belakangi kerja sama muslim dengan NAZI?


Banyaknya bangsa Arab dan Muslim yang membela sekutu pada perang dunia pertama merasa telah dikhianati oleh janji-janji manis sekutu mengenai kemerdekaan dan hak-hak mereka (bahkan sampai sekarang pihak barat/sekutu masih membodohi masyarakat muslim). Sedangkan Jerman adalah pihak yang kalah pada perang dunia pertama. Intinya: Mereka memiliki musuh yang sama dengan latar belakang yang berbeda.




November 1938 sebuah surat kabar bernama Die Welt, dengan merujuk pada artikel yang muncul di Der Arbeitsmann, menulis sebagai berikut: “Inti utama dari artikel tersebut adalah pujian akan konsep Islam tentang takdir, sebagai sebuah contoh komperehensif akan ide-ide tentang nasib yang akan datang. Hal ini sekaligus pula bertentangan dengan konsep-konsep yang diyakini oleh doktrin Kekristenan yang selama ini berlaku.” Di pihak lain, dengan merujuk pada mingguan Berlin Fridericus, sebuah majalah Prancis menulis bahwa “jumlah orang-orang yang masuk Islam yang semakin meningkat sampai saat ini tak pernah menimbulkan masalah berarti di Jerman.”


Fridericus mengklaim bahwa hal ini disebabkan oleh konsep Islam yang “memproklamasikan prinsip-prinsip vital dari etika yang sudah terbina, sehingga sangat mungkin untuk dikonfirmasikan.” Dengan mengharmonisasikan ide-ide keadilan dan pengampunan, Islam telah membuat “banyak orang-orang Nordik yang merasa tertarik dengan ajaran-ajaran pembebasan dan keseteraan yang dikemukakannya.”




Der Welt menyimpulkan laporannya: “Orang-orang Austria yang bergabung kembali dengan Reich mendapati bahwa di ibukota yang baru kini berkembang penelitian dan minat yang besar akan agama Muhammad, sehingga kita bisa melihat bertambahnya orang-orang lokal yang memproklamirkan diri sebagai pengikutnya (seperti tercatat di laporan resmi pemerintah). Di pihak lain, propaganda-propaganda terencana yang mendukung ditinggalkannya ajaran-ajaran Gereja Kristen malah semakin berkembang.” (dikutip dari buku “Nazisme et Islam” karya Omar Amin Mufti).








Dalam Perang Dunia II, Jerman berperang melawan negara-negara yang selama ini kita kenal sebagai negara penjajah bangsa-bangsa Muslim seperti Inggris, Prancis, Rusia dan Belanda. Hal inilah yang menyebabkan jutaan orang Islam di seluruh dunia mendukung Hitler dan mendaftarkan diri sebagai sukarelawan di ketentaraannya. Sebagian terbesar dari mereka adalah orang-orang Bosnia, Albania, Chechnya, Tatar, dan bangsa-bangsa lainnya yang berada di bawah tirani komunis Soviet. Jangan lupakan pula unit-unit yang terdiri dari para anggota perlawanan Arab (Freies Arabien).


Muhammad Amin al-Husseini, Mufti Besar al-Quds (Jerusalem), memimpin perlawanan Palestina melawan Yahudi dan Inggris dari pembuangannya di Berlin, dan mantan Perdana Menteri Irak Rashid Ali al-Gailani juga memimpin perlawanan bangsanya dalam melawan imperialisme Inggris dari ibukota Jerman tersebut. Terdapat pula grup-grup pelopor dari jurnalis Arab, penulis, dan aktivis yang berjuang demi kemerdekaan negara mereka masing-masing dari pengasingan mereka di Jerman.


Para pendukung Arab ini di antaranya adalah Dr. Fritz Grobba, seorang veteran di Kementerian Luar Negeri dari tahun 1924 yang kemudian bertugas sebagai Duta Besar Jerman di Irak dan Arab Saudi. Dia merupakan seorang pengagum kebudayaan Islam yang dijuluki “Lawrence of Arabia-nya Jerman” dan menjadi teman dekat dari al-Husseini. Setelah Perang Dunia II usai, Grobba memeluk agama Islam dan menjadi penghubung politik antara pemimpin Mesir Gamal Abdel Nasser dengan pihak Jerman dan Soviet (Kevin Coogan, Dreamer of the Day: Francis Parker Yockey and the Postwar Fascist International, New York: Autonomedia, 1999, halaman 383).








Tokoh lainnya adalah Werner-Otto von Hentig, teman dekat dari Grobba yang merupakan mantan kepala Divisi Arab di Kementerian Luar Negerinya Joachim von Ribbentrop. Setelah perang usai, dia menghabiskan sebagian besar waktunya di Timur Tengah. Pada tahun 1955 Raja Ibnu Saud menunjuknya sebagai kepala penasihat Eropa untuk Arab Saudi. Dahsyatnya lagi, dia kemudian menjabat sebagai Duta Besar Jerman untuk? Indonesia! Dalam kapasitasnya tersebut, dia menemani delegasi Saudi sebagai penasihat khusus dalam Konferensi Asia-Afrika yang digelar di Bandung bulan April tahun 1955. Hentig memberi nasihat pada orang-orang Arab untuk mengadopsi kebijakan netralisme dalam politik dunia dan mempertahankan kemerdekaan mereka dari super power dunia saat itu, Amerika dan Rusia (Kevin Coogan, Dreamer of the Day: Francis Parker Yockey and the Postwar Fascist International, New York: Autonomedia, 1999, halaman 384). 






kebangkitan Jerman sebagai negara superpower dan pendirian divisi-divisi Islam. Semua ini telah menyediakan sebab bagi kebijakan-kebijakan Hitler yang sangat pro-Muslim. Hambatan utama terletak dari diplomat-diplomat tua yang lebih memilih kebijakan konservatif demi menenangkan kekuatan-kekuatan dunia saat itu dan tidak mengancam keseimbangan kekuatan yang ada. Tapi disana terdapat pula elemen-elemen muda dalam tubuh Kementerian Luar Negeri Jerman yang ingin mengambil keuntungan dari perjuangan anti-kolonialisme yang digalakkan negara-negara terjajah sehingga mereka mendukung adanya kebijakan pro-Arab dalam melawan Zionisme yang didukung oleh imperialis Barat. Tentu saja hal ini sangat klop dengan arah kebijakan yang diambil Hitler saat itu.




Setelah Perang Dunia II berakhir, banyak para petinggi Nazi dan mantan perwira SS yang pindah ke negara-negara Arab, menjadi penganut agama Islam, dan mempunyai jabatan militer atau birokratis di negara baru mereka, terutama di Mesir dan Suriah (cf., Jean and Michel Angebert, The Occult and the Third Reich, New York: Macmillan.)














Berikut ini Perwira Nazi yang memilih menjadi Muallaf :


- Erich Altern (Ali Bella) : Mantan komisioner seksi urusan Yahudi di Gestapo yang kemudian menetap di Mesir dan menjadi instruktur para pejuang perlawanan Fatah dalam melawan Israel.
- Hans Appler (Salah Chaffar) : Mantan anakbuah Goebbels yang kemudian bekerja di Kementerian Informasi Inggris tahun 1956 dan kemudian dilanjutkan dengan menjadi anggota Islamic Congress.
- Franz Bartel (Hussein) : Asisten kepala Gestapo di Kattowitz, dari sejak tahun 1959 dia lalu bertugas di departemen Yahudi yang menjadi bagian dari Kementerian Informasi Mesir.
- Walter Baumann (Ali Ben Khader) : SS-Sturmbannführer yang pernah bertugas di Warsawa, dia lalu bekerja di Kementerian Peperangan Mesir dan menjadi instruktur Front Pembebasan Palestina.
- Fritz Bayerlein : Jenderal terkenal Perang Dunia II yang pernah bertempur bersama Erwin Rommel di Afrika Utara. Dia ikut membantu perbaikan tank-tank kepunyaan Angkatan Darat Mesir.
- Hans Becher : Kepala seksi Yahudi Gestapo di Wina, dia kemudian menjadi instruktur kepolisian Mesir di Alexandria (Iskandariyah).
- Wilhelm Beissner : Kepala Kantor Pusat Keamanan Reich (RSHA) yang kemudian bertempat tinggal di Mesir.
- Bernhard Bender (Bashir Ben Salah) : perwira Gestapo yang pengetahuan mendalamnya akan Yiddish membuatnya mampu masuk ke dalam organisasi bawah tanah Yahudi di Warsawa. Dia kemudian bertugas sebagai penasihat satuan polisi politik di Kairo dengan pangkat Letnan Kolonel.
- Werner Birgel (El-Gamin). Perwira SS dari Leipzig yang bertugas di Kementerian Informasi Mesir.
- Wilhelm Böckler (Abd al-Karim) : SS-Untersturmführer yang bertugas di Warsawa. Dia kemudian menjadi seorang pejabat di Kementerian Informasi Mesir bagian urusan Israel setelah kabur ke negara tersebut pada tahun 1949.
- Wilhelm Börner (Ali Ben Keshir): SS-Sturmbannführer yang kemudian bertugas di Kementerian Dalam Negeri Mesir dan menjadi instruktur Front Pembebasan Palestina.
- Alois Brunner (Ali Mohammed) : Perwira SS yang memegang posisi senior di Departemen Yahudi pimpinan Adolf Eichmann. Dia kemudian menjadi penasihat pasukan khusus Mesir dan Suriah. Mossad (dinas intelijen Israel) berkali-kali mencoba membunuhnya di Damaskus, yang diberitakan sebagai tempat tinggalnya.
- Friedrich Buble (Ben Amman) : SS-Obergruppenführer bersama Gestapo yang kemudian menjadi direktur Departemen Hubungan Masyarakat Mesir tahun 1952 sekaligus sebagai penasihat pasukan polisi Kairo.
- Franz Bünsch: Anak buah Goebbels yang menjadi koresponden BND di Kairo dan membantu mengorganisasikan mata uang Riyal Arab Saudi tahun 1958.
- Erich Bunzel : SA-Obersturmführer sekaligus Major dan kolega Goebbels. Dia kemudian bertugas di departemen Israel di Kementerian Informasi Mesir.
- Joachim Däumling (Ibrahim Mustafa): Kepala Gestapo di Düsseldorf, dia kemudian menjadi penasihat sistem penjara Mesir dan anggota pelayanan operator radio di Kairo. Dia dipekerjakan untuk membantu pengembangan dinas intelijen Mesir.
- Hans Eisele : Dokter SS dengan pangkat Hauptsturmführer yang kemudian menjadi staf medis di fasilitas pesawat dan misil Mesir di Helwan sampai dengan kematiannya tahun 1965.
- Wilhelm Fahrmbacher : Generalleutnant dalam tubuh Wehrmacht yang menjadi penanggungjawab Vlassov Armee di Prancis tahun 1944. Dia kemudian bertugas sebagai penasihat militer Gamal Abdel Nasser dan bergabung dengan staff perencana pusat di Kairo.
- Eugen Fichberger : SS-Sturmbannführer
- Leopold Gleim (Ali al-Nasher) : SS-Standartenführer di Warsawa dan kepala departemen Gestapo untuk urusan Yahudi di Polandia. Dia kemudian bertugas di dinas intelijen Mesir.
- Gruber (Aradji) : Teman dekat kepala Abwehr (Dinas Intelijen Wehrmacht) Admiral Wilhelm Canaris. Dia lalu melarikan diri ke Mesir dan bekerja untuk Liga Arab dari tahun 1950.
- Baron von Harder : Mantan asisten Goebbels yang kemudian tinggal di Mesir.
- Ludwig Heiden (Luis el-Hadj) : Perwira SS sekaligus jurnalis Weltdienst (agen pers Jerman) yang ditransfer ke kantor pers Mesir dalam Perang Dunia II. Setelah perang usai, dia kembali lagi ke Mesir tahun 1950 dan menulis buku-buku tentang Third Reich dalam bahasa Arab!
- Aribert Heim : SS-Hauptsturmführer yang kemudian menjadi dokter di pasukan kepolisian Mesir.
- Franz Hithofer : Perwira Gestapo di Wina yang melarikan diri ke Mesir tahun 1950.
- Ulrik Klaus (Muhammad Akbar).
- Karl Luder : Mantan kepala Hitlerjugend di Polandia yang kemudian bertugas di Kementerian Peperangan Mesir.
- Gerhard Mertins : SS-Standartenführer.


- Rudolf Mildner : SS-Standartenführer dan kepala Gestapo di Katowitz dan Polizei di Denmark. Dia bertempat tinggal di Mesir dari tahun 1963.
- Alois Moser : SS-Gruppenführer yang bertugas di Ukraina dan kemudian menjadi instruktur gerakan paramiliter BAJU HIJAU di Kairo.
- Oskar Münzel : Jenderal Wehrmacht yang melarikan diri ke Mesir tahun 1950 dan kemudian mengorganisasi pasukan parasut negara tersebut.
- Gerd von Nimzek (Ben Ali) : Melarikan diri ke Mesir tahun 1950.
- Achim Dieter Pelschnik (el-Said) : Melarikan diri ke Mesir usai Perang Dunia II.
- Franz Rademacher (Thome Rossel) : Direktur seksi urusan Yahudi di Kantor Kementerian Luar Negeri Jerman dari tahun 1940 sampai dengan 1943. Dia kemudian melarikan diri ke Suriah dan bekerja sebagai jurnalis lokal.
- Hans Reichenberg : Mantan perwira SS yang tinggal di Tangier dan mendirikan perusahaan ekspor-impor Arabo-Afrika dan membantu penyelundupan senjata-senjata untuk kepentingan organisasi perjuangan anti-imperialis FLN di Aljazair.
- Schmalstich : SS-Sturmbannführer
- Seipel (Emmad Zuhair) : SS-Sturmbannführer dan perwira Gestapo di Paris yang kemudian bekerja untuk dinas keamanan di Kementerian Dalam Negeri Mesir.
- Heinrich Sellmann (Hassan Suleiman) : Kepala Gestapo di Ulm yang mengabdi di dinas keamanan Kementerian Informasi Mesir sekaligus menjadi penasihat masalah kontra-spionase.
- Ernst-Wilhelm Springer : Mantan perwira SS yang ikut membantu pembentukan Legiun Muslim SS dan kemudian mengungsi ke Mesir setelah perang. Dia lalu melanjutkan karirnya sebagai penyedia senjata untuk FLN.
- Albert Thielemann (Amman Kader) : Kepala SS di Bohemia yang bertugas di Kementerian Informasi Mesir.
- Erich Weinmann : SS-Standartenführer dan kepala Sicherheitsdienst (SD) di Praha. Dia lalu melarikan diri ke Mesir tahun 1949 dan menjadi penasihat dinas kepolisian Alexandria dari tahun 1950.




Dan sekarang saya ingin bertanya: Kita dijajah selama ratusan tahun oleh Belanda, dan kemudian Belanda sendiri diperangi oleh Hitler, lalu mengapa sekarang kita berteriak menghujat Nazi dan segala sesuatu tentangnya dengan “berpedoman” pada propaganda karbitan yang kita telan mentah-mentah? Apakah dalam sejarahnya Nazi Jerman pernah menjajah Indonesia? Apakah dalam sejarahnya Nazi Jerman begitu berlumuran darah orang-orang Muslim? Jawabannya adalah: NO WAY
Yang jelas ada negara Adikuasa yang sengaja membuat berita propaganda tentang Hitler dan Pasukan Nazinya...

Ufo nazi - Senjata rahasia Jerman pada perang dunia II


Pada sekitar pertengahan abad 20, Hitler dengan nazi-nya telah membawa Eropa masuk ke dalam teror yang mencapai puncak dengan pecahnya perang dunia ke II (1939-1945). Pada masa itu, Hitler berusaha dengan keras untuk menguasai seluruh Eropa dan dunia dengan cara apapun, mulai dari mistik hingga teknologi. Dan dari sinilah muncul legenda-legenda luar biasa mengenai nazi, salah satunya adalah legenda bahwa nazi dengan suatu cara berhasil membangun pesawat berbentuk piringan dengan kemampuan luar biasa yang sering disebut dengan ufo nazi.




Jika kita berbicara mengenai ufo nazi, maka yang dimaksud "ufo" disini adalah pesawat berbentuk piringan. Kita tidak sedang berbicara mengenai pesawat alien.


Catatan awal ufo nazi
Perang dunia II adalah perang senjata rahasia. Pada masa ini, senjata-senjata dashyat berhasil diciptakan. Mulai dari mesin pemecah kode hingga bom atom. Dan sesudah berakhirnya perang itu, beredar rumor bahwa nazi memiliki senjata rahasia berupa pesawat berbentuk piringan dengan kemampuan anti gravitasi dan mampu terbang melebihi kecepatan suara.


Rumor ini sepertinya diteguhkan oleh banyak saksi dan laporan. Belakangan disebut juga bahwa nazi memang memiliki dua jenis pesawat berbentuk piringan yang paling terkenal, yaitu seri Haunebu dan V-7. Namun perlu saya tegaskan sekali lagi bahwa sebagian peneliti masih meragukan bahwa nazi telah berhasil mencapai teknologi ini.


Pada awal tahun 1950, Giuseppe Beluzzo, seorang ilmuwan Italia dan mantan menteri era Mussolini menulis mengenai ufo nazi di sebuah artikel di surat kabar Italia "Il Giornale d'Italia". Ia menulis bahwa sesungguhnya Jerman telah mempelajari desain pesawat berbentuk piringan sejak tahun 1942. Pada bulan yang sama dengan penerbitan artikel itu, seorang insinyur Jerman bernama Rudolf Schriever memberikan pengakuan kepada majalah Der Spiegel bahwa ia telah mendesain pesawat berbentuk lingkaran dengan diameter 15 meter.


Kisah Schriever ini kemudian dituangkan dalam sebuah buku yang ditulis oleh seorang penulis bernama Rudolf Lusar.

Nazi ufo - catatan Rudolf Lusar

Pada tahun 1950an, Rudolf Lusar menulis sebuah buku berjudul "German secret weapons of world war II". Lusar adalah seorang mayor di militer Jerman unit teknis selama perang dunia II. Dalam bukunya tersebut, Lusar menceritakan banyak hal mengenai senjata rahasia nazi. Namun yang paling menarik perhatian adalah bab yang berjudul "Wonder Weapons".


Menurut Lusar, desainer pesawat Jerman bernama Rudolf Schriever bersama rekan-rekannya, Habermohl, Mierth dan Bellanzo, sedang mengerjakan beberapa pesawat berbentuk piringan selama masa perang dunia II. Salah satu fasilitas produksinya adalah pabrik yang terdapat di dekat Breslau, Polandia. Mierth berhasil membuat sebuah prototype pesawat berbentuk piringan dengan diameter 137 meter dengan punuk di atasnya yang berfungsi sebagai kokpit.


Pesawat ini disebut menggunakan "tenaga mesin jet yang disesuaikan". Menurut Lusar lagi, pesawat itu akhirnya hancur ketika pabrik itu diledakkan sendiri oleh pasukan Jerman untuk mencegahnya jatuh ke tangan Sovyet tahun 1945.


Di lokasi pabrik kedua di luar kota Praha, Ceko, Kelompok lain yang dipimpin oleh Schriever dan Habermohl juga mengerjakan pesawat berbentuk piringan yang lain. Diagram yang dibuat oleh Lusar menunjukkan pesawat tersebut memiliki bentuk piringan dengan kokpit berbentuk telur. Pesawat itu juga dilengkapi dengan bilah baling-baling untuk mengangkatnya dari tanah.



Pesawat ini konon diujicobakan pada tahun 1945 dan mampu mencapai ketinggian 12 kilometer hanya dalam tempo 3 menit. Disebut juga bahwa pesawat itu bahkan bisa terbang mencapai kecepatan maksimal hingga 2.000 km/jam, yang artinya lebih cepat dari kecepatan suara.


Klaim ini tentu saja sangat mengejutkan mengingat catatan resmi pesawat pertama yang melampaui kecepatan suara adalah pesawat buatan Amerika yang memecahkan rekor itu tahun 1947.

Nazi ufo - Kesaksian Viktor Schauberger

Tentu saja, banyak peneliti yang meragukan kesaksian Lusar mengingat hampir tidak pernah ada bukti mengenai senjata-senjata rahasia nazi. Kemudian, seorang jurnalis penerbangan bernama Nick Cook menjadi tertarik untuk meneliti masalah ini dan kemudian bepergian untuk mengunjungi lokasi-lokasi yang disebut-sebut oleh Lusar. Cook akhirnya menemukan satu nama yang mungkin berkaitan dengan keberadaan ufo nazi, yaitu Viktor Schauberger.


Cook mengunjungi cucu Schauberger dan menemukan catatan-catatan desain pesawat yang dimiliki olehnya. Menurut Schauberger, ia mampu membuat sebuah mesin yang memiliki kemampuan untuk "terbang mengikuti alam". Salah satu proyek yang sedang dikerjakan oleh Schauberger adalah sebuah pesawat berbentuk piringan yang menggunakan sistem "Mesin pendorong vortex". Teorinya adalah, jika air atau udara berotasi membentuk putaran, yang juga dikenal dengan sebutan "colloidal", maka saat itu akan dihasilkan energi yang cukup untuk mengangkat sebuah objek, termasuk pesawat.


Konon Schauberger berhasil membangun beberapa model pesawat semacam ini. Salah satunya memiliki diameter hingga 15 meter. Bahkan disebut-sebut bahwa satu dari beberapa model pesawat ini benar-benar bisa terbang. Uji cobanya dilakukan pada tanggal 19 Februari 1945 dan berhasil mencapai ketinggian 45.000 kaki hanya dalam tempo 3 menit. Pesawat ini kemudian sering disebut dengan sebutan V-7, yang merupakan kependekan dari Vril-7.



Schauberger juga mengakui bahwa salah satu prototype yang didesainnya dibangun dengan menggunakan tenaga kerja paksa dari kamp konsentrasi di Mauhausen. Dalam catatan Schauberger juga disebut bahwa prototype pesawat itu dihancurkan dalam usaha mencegahnya jatuh ke tangan pasukan sekutu.


Setelah perang dunia ke II berakhir, Schauberger pindah ke Amerika Serikat dan bekerja untuk proyek rahasia pemerintah Amerika Serikat. Ia meninggal tahun 1958.


Cook percaya bahwa kisah yang diceritakan oleh Schauberger tidak dibuat-buat. Ia juga menyimpulkan bahwa teknologi nazi itu kemudian diambil oleh pemerintah Amerika dan Sovyet. Bahkan pemerintah Amerika bertindak lebih jauh dengan menjalankan "Operation Paperclip" dimana ilmuwan-ilmuwan Jerman diselundupkan dengan diam-diam ke Amerika Serikat.


Ilmuwan-ilmuwan ini kemudian bekerja untuk proyek-proyek angkasa Amerika. Salah satunya adalah ilmuwan Jerman yang bernama Wernher Von Braun yang kemudian bekerja untuk NASA. Ia adalah orang yang menciptakan wahana Saturn V yang berhasil mendaratkan Neil Armstrong di bulan.

Nazi ufo - mitos atau fakta

Tentu saja ketika berbicara mengenai pesawat ufo nazi, orang-orang bukannya kagum dengan bentuknya yang bulat. Namun yang dipertanyakan adalah apakah Jerman benar-benar berhasil membuat sebuah pesawat anti gravitasi ? Dan apakah benar Jerman berhasil membuat pesawat yang berhasil mencapai ketinggian 45.000 kaki hanya dalam tempo 3 menit ? Atau apakah Jerman benar-benar berhasil membuat pesawat yang berhasil mencapai kecepatan suara 2 tahun sebelum Amerika ?


Seorang insinyur aeronautika bernama Roy Fedden percaya bahwa Jerman memiliki teknologi itu. Fedden berkata :
"Saya telah melihat desain dan rencana produksi mereka dan menyadari bahwa jika saja mereka bisa memperpanjang perang selama beberapa bulan, maka kita akan melihat konfrontasi udara yang sangat berbeda"
Kesaksian ini juga diteguhkan oleh Kapten Edward J Ruppelt dari project blue book :
"Ketika perang dunia II berakhir, Jerman telah memiliki beberapa bentuk pesawat yang radikal dan beberapa pengendali rudal. Mayoritas pesawat itu memang masih dalam masa uji coba, namun pesawat itu adalah satu-satunya pesawat yang dianggap mampu mencapai kemampuan mendekati obyek-obyek yang diamati para pengamat ufo."
Mungkin saja Jerman benar-benar berhasil membuat pesawat seperti ini. Pada masa perang dunia II, banyak penampakan objek terbang misterius yang disebut foo fighters yang dilaporkan oleh para pilot pesawat tempur. Pada saat itu banyak yang percaya bahwa foo fighters adalah senjata rahasia Jerman.

Avro Canada - proyek ufo yang gagal

Kecurigaan ini kembali berkembang setelah ada usaha dari Amerika dan Kanada untuk membuat pesawat terbang berbentuk piringan setelah perang dunia II berakhir. Pada tahun 1953, sebuah perusahaan penerbangan bernama Avro Canada mengumumkan bahwa mereka sedang mengembangkan VZ-9-AV Avrocar, sebuah pesawat jet yang dipercaya mampu mencapai kecepatan 2.400 km/jam.


Namun uji coba pesawat ini mengalami kegagalan terus menerus hingga akhirnya proyek ini dihentikan total pada tahun 1961 setelah menghabiskan dana 10 juta dolar.


Insinyur Georg Klein dari Jerman mengklaim bahwa teknologi pesawat ini adalah hasil karya nazi Jerman.



Nazi dan Antartika
Sebenarnya legenda ufo nazi bukanlah sesuatu yang luar biasa. Kisah ini menjadi luar biasa ketika seorang penulis bernama Ernst Zundel menulis buku yang berjudul "UFOs : Nazi Secret Weapons ?". Dalam buku itu ia menulis bahwa setelah berakhirnya perang dunia II, Hitler berhasil melarikan diri keAntartika dan membuat markas ufo disana. Kisah yang ditulis Zundel sangat erat kaitannya dengan teori Hollow Earth yang dipercaya sebagian orang. Lagipula, nazi pernah mengklaim wilayah New Swabia di Antartika sebagai kepunyaan Jerman dan mengirim ekspedisi ke tempat itu pada tahun 1938.


Kisah Zundel kemudian menjadi sangat populer dan hingga saat ini, banyak yang percaya bahwa Hitler secara diam-diam berada di belakangan kemunculan ufo yang marak setelah perang dunia II. Tapi tentu saja kisah ini tidak memiliki fakta dan bukti sama sekali. Apalagi setelah diketahui bahwa Zundel menjual tiket untuk eksplorasi ke Antartika seharga $9.999 untuk mencari pintu masuk Hollow Earth.


Lalu ada lagi klaim dari Vladimir Terziski, seorang insinyur Bulgaria yang mengatakan bahwa Jerman bersama Italia dan Jepang telah membangun markas bersama di Antartika dan terus mengerjakan proyek rahasia mereka dari sana. Ia juga mengatakan bahwa Jerman telah berhasil mendarat di bulan pada tahun 1942 dan membangun markas rahasia disana.


Nazi ufo - antara imajinasi dan kenyataan
Sepertinya manusia punya kebiasaan untuk mengkultuskan para tokoh dunia yang dianggap kharusmatik, dan karena ada penulis-penulis seperti Zundel dan Terziski, maka ingatan kita akan Hitler dipenuhi oleh mitos-mitos yang tidak berdasar.


Namun soal ufo nazi, Saya percaya bahwa nazi bisa saja telah mencapai teknologi seperti itu. Apalagi jika kita membaca sejarah bahwa keberhasilan teknologi angkasa Rusia dan Amerika sangat dibantu oleh para ilmuwan Jerman yang hijrah ke negara itu.


Konon, menurut para motivator, mereka yang memiliki ambisi akan dapat mencapai banyak hal, tidak peduli apakah ambisi tersebut didasari oleh niat baik ataupun niat jahat.muhammadfahmi.160.blogspot.com

In memoriam : foto orang-orang yang telah berjasa dalam membasmi ras paling menjijikkan di dunia, yaitu bangsa Yahudi.
Merekalah orang-orang yang patut dianggap sebagai pahlawan dunia, bukannya bangsa Amerika, yang notabene adalah kendaraan perang bangsa Yahudi.






Seringkali, tabiat, perilaku dan pendirian seseorang adalah hasil dari pengalaman masa lalunya. Semasa kecil Hitler adalah seorang anak yang tertolak, ayahnya sangat membencinya dan menganggap perilakunya yang “antisosial” itu adalah sebuah kutukan kerena Alois Hitler (Ayah Hitler) mengawini keponakannya sendiri.
Adi (nama kecil Adolf Hitler) dilahirkan pada tanggal 20 April 1889 di sebuah kota kecil di Austria dekat perbatasan Jerman. Ayahnya adalah seorang yang keras dalam mendidik anak sedang ibunya baik kepadanya.
 Dibalik Motivasi Hitler Membantai Kaum Yahudi
Alois Hitler
Ibunya adalah salah satu dari sedikit orang yang benar-benar disayangi oleh Adolf. Ibunya sangat percaya bahwa anaknya adalah seorang jenius, dan selalu menganggap anaknya normal, walaupun sejak kecil sudah menunjukkan gejala destruktif dan antisosial.
Umur 18 tahun, Adolf sudah menjadi seorang yatim piatu setelah ibunya meninggal dunia sedangkan ayahnya sudah meninggal terlebih dulu sebelumnya. Masa kecil yang diliputi dengan kebencian dan ‘abusement’ dari ayahnya ini memberikan andil besar dalam mental dan kejiwaan Hitler dewasa.
Ada hal yang harus kita pahami bahwa, jangan pernah meremehkan “dendam masa kecil”. Contoh lain juga bisa kita dapati dari kisah Mao Tse Tung.
Mao kecil pernah bersekolah di sekolah yang didirikan oleh para missionaris dari Eropa, oleh sebab suatu hal Mao dimaki oleh salah satu Pastor dengan makian yang bersifat rasialis “anjing kuning!” dan mulai saat itu Mao tidak pernah kembali ke sekolah itu.
Membenci kaum agamawan. Kemudian menjadi pemimpim komunis terbesar di China, juga menjadi pembunuh massal, jutaan kaum terpelajar dan seniman tewas dibunuh dan dihukum kerja paksa dalam Revolusi Kebudayaan 1965. Tidak kalah sadis dengan Hitler, inilah bahayanya sebuah dendam masa kecil, apalagi jika itu dialami oleh seorangpemimpin!
Hitler awalnya bercita-cita menjadi seorang seniman dan bukan menjadi tentara atau politikus. Sebagai pecinta seni, maka dia mencoba mendaftar ke sebuah fakultas seni di Wina, Austria, tetapi ditolak. Penolakan ini memiliki dampak besar bagi dirinya.
Frustasi, yatim-piatu, tidak ada uang, sehingga dia selama kira-kira setahun menjadi gelandangan, hidup dari belas kasihan orang lain di jalanan. Selama itu, dia juga mulai benci terhadap orang Yahudi, kaum imigran yang hidup lebih mewah, dan ini dikuatkan dengan pendengaran dari ceramah yang sifatnya “Antisemit” oleh Walikota Vienna, Karl Lueger.
Teori Lueger yang menyalahkan kekacauan ekonomi dan politik kepada kaum Yahudi, menginspirasinya menjadi pembenci kaum Yahudi sepanjang hidupnya.
Ini pula yang membangun ideologinya dan menganggap bangsa Arya adalah ras tertinggi. Banyak orang berkata, seandainya saja dia diterima di sekolah seni tersebut, mungkin Hitler hanya akan menjadi seniman seperti Picasso misalnya, mungkin sejarah juga akan lain ceritanya.
Disinilah salah satu letak pentingnya Hitler, dia mengubah sejarah (meskipun ke jalan yang dianggap salah). Garis hidupnya bagaikan takdir yang tidak bisa diubah.
Di tahun 1914, Jerman ikut serta dalam Perang Dunia 1 dan Hitler masuk militer. Sewaktu perang di garis depan, dia terluka, dipulangkan dan mendapatkan medali untuk keberaniannya. Selama perang, Hitler berangsur-angsur menjadi seorang patriot untuk Jerman meskipun dia sendiri bukan warga negara Jerman (dia lahir di Austria).
Maka dari itu, sewaktu Jerman kalah perang, dia tidak bisa menerima kenyataan, karena bagi Hitler, Jerman adalah yang terkuat. Dia lalu menyalahkan para “pengkhianat” sipil, terutama orang Yahudi sebagai penyebab Jerman kalah perang.
Setelah kalah perang, Jerman porak poranda. Keadaannya sangat mengenaskan dengan kota-kota yang hancur, harga barang tinggi ditambah lagi dengan datangnya gerakan-gerakan revolusi komunis. Hitler sendiri tetap berdiam di militer.
Hitler membenci orang-orang dari berbagai ideologi, termasuk komunis (Karl Marx adalah seorang Yahudi), sosialis kapitalis dan liberal. Sebenarnya karir militer Hitler hanya sampai Kopral, bisa dibayangkan betapa hebatnya orang ini, dia menjadi ‘Army Commander’ yang ditakuti seluruh dunia pada Perang Dunia 2.
Tahun 1919, Hitler lalu bergabung dengan sebuah partai kecil bernama Partai Pekerja Jerman dan meninggalkan karir militernya. Hitler berhasil menjadi pemimpinnya dan akhirnya mengubah namanya menjadi partai NAZI. Tahun 1920, Hitler menterbitkan simbol Swastika dan Tahun 1921 Partai ini semakin solid dengan didukung oleh kelompok milisia SA.
hitler1 Dibalik Motivasi Hitler Membantai Kaum Yahudi
Disinilah kita bisa melihat salah satu kejeniusan Hitler, berorganisasi dan berpidato. Jika Anda pernah melihat film dokumenter tentang Hitler ini, biarpun tidak mengerti bahasanya namun siapapun orang yang melihatnya bisa merasa tergugah dan bersemangat ketika melihat dirinya sedang berpidato.
Ketika pengikutnya berteriak sambil mengangkat tangan “HAIL HITLER!” benar-benar luar biasa! Apapun yang Hitler katakan adalah seperti sebuah “Religion’s order” yang membuat pengikutnya menjadi super fanatik


Read more: http://www.huteri.com/1839/dibalik-motivasi-hitler-membantai-kaum-yahudi#ixzz1k7Y3Mf00

Sampai Titik Darah Terakhir

 
 
 
 
 
 
2 Votes
Banyak anggapan bahwa Waffen-SS selalu menerima senjata paling mutakhir. Ada benarnya untuk beberapa kesatuan, namun tidak sepenuhnya. Perlu diingat bahwa industri militer Jerman baru berkembang kembali di pertengahan 1935. Sifat industrinya yang job order, minim basil tambang terlebih minyak bumi dan biji besi membuat basil produksi tidak memadai untuk kebutuhan militer. Bandingkan dengan Inggris (melalui koloni mereka), Amerika dan Rusia (Uni Soviet). Mayoritas divisi Jerman yang terbentuk adalah infanteri, benarbenar pejalan kaki atau naik sepeda, rantai perbekalan dan mobilitas artileri mayoritas di tarik kuda.
Sebagai contoh akibat industri yang job order dan minimnya hasil alam, produksi seluruh panzer Jerman (Panzer I, II dan III termasuk tank destroyer Jagdpanther, Hetzer) dari 1935 sampai April 1945, total produksi kisarannya 32.000. Bandingkan dengan Rusia yang kaya basil tambang dan minyak bumi. Produksi untuk satu jenis tank T-34 (tipe 76 A-F dan 85) saja yang mulai diproduksi 1940 sampai selesai PD II Mei 1945, sebanyak 46.000. Belum tank milik Amerika untuk jenis M4 Sherman yang diproduksi selama perang, 55.000 unit.
Tidaklah heran bila Wehrmacht selama perang sangat berhati-hati menyalurkan segala peralatan perangnya kepada unit-unit tempur. Prioritas senjata akan diberikan kepada kesatuan yang dianggap elit dan andalan, baik dari Heer maupun Waffen-SS.
Untuk Waffen-SS classic division seperti Leibstandarte, Das Reich, Totenkopf, Wiking, Hitlerjugend serta lainnya yang dianggap elit, memang diutamakan memperoleh senjata dan peralatan terbaru. Ini mulai dilakukan setelah paruh kedua PD II, pertengahan 1943.
Elit dan pengorbanan
Kategori elit dan kesatuan andalan, diterima setelah melalui rentang waktu dan pembuktian di medan tempur. Seperti dilakukan saat operasi di Polandia (Fall Weiss). Saat itu kesatuan Waffen-SS yang telah terbentuk justru dipandang sebelah mata oleh Heer dan sengaja disebar di bawah kesatuan Heer dan tidak diberikan tembakan perlindungan artileri.
FRONT TIMUR - Sampai Maret 1945, Jerman masih menggelar dua kali serangan besar ke Front Timur. Dan keduanya sangat bertumpu pada Waffen-SS. Pertempuran di Front Timur termasuk bagian yang jarang diketahui publik. Prajurit dari Handschar Division tengah menembakan hotizer GebH 40, salah satu meriam gunung terbaik yang pernah dibuat.
Setelah suksesnya operasi militer di Prancis (Fall Gelb) Juni 1940 dan Waffen-SS memberikan bukti, Hitler baru setuju membentuk divisi baru Waffen-SS. Desember 1940 terbentuk sebuah divisi kelima yaitu Wiking. Ini adalah kesatuan pertama yang langsung berbentuk divisi dan berisikan sukarelawan asing (freiwilligen) dari berbagai negara dengan perwira-perwira Jerman di awalnya. Mayoritas sukarelawan dari Denmark dan Norwegia, selain berisikan sukarelawan Belanda, Belgia, Swedia, Swiss dan Finlandia. Divisi Wiking sampai akhir perang disegani kawan maupun lawan.
Pembuktian selanjutnya Waff en-SS terjadi pada Operasi Strafe di Yugoslavia awal 1941. Lantas Operasi Marita di Yunani, Mei 1941. Selain aksi kesatuan, keandalan, keberanian dan inisiatif perorangan, personel Waffen-SS makin menonjol. Seperti aksi dan inisiatif perorangan
dari perwira muda yang dilakukan Fritz Klingenberg, Max Wiinsche, Kurt Meyer. Hal ini merupakan bukti bahwa program pendidikan, pelatihan dan pembentukan karakter di SS-Junkerschulen berhasil.
Ketangguhan dan keandalan divisi Waffen-SS makin terlihat saat Operasi Barbarossa. Lawan yang dihadapi Jerman jauh lebih kuat dengan perbandingan bisa mencapai 1:10. Dalam perbandingan jumlah tank tempur. Jerman yang menyerang hanya mengerahkan 3.350 panzer, sedangkan Rusia memiliki 23.000 tank di perbatasan yang berhadapan dengan kekuatan Jerman. Selain itu telah hadir di Front Timur medium tank Rusia T-34 yang tidak ada tandingannya di kubu Jerman dan heavy tank Rusia KV1 dan KV2 (kelas heavy tank belum dimiliki Jerman saat Barbarossa).
Namun keandalan blitzkrieg dengan manuver gigitan paruh kakak-tuanya di awal serangan ke Rusia masih teruii. Berbagai kantong kekuatan Rusia terbelah dan terisolasi, tawanan Rusia mencapai 3,3 juta serdadu selama tiga bulan serangan. Memasuki musim dingin 1941, serangan Jerman mandek. Selain faktor kekuatan lawan, faktor lainnya adalah tantangan alam, faktor produksi, bahan bakar dan jalur perbekalan yang makin memaniang.
Panzer pertama kali diberikan OKH pada 1942, ketika beberapa classic Division Waffen-SS di upgraded  dari divisi infantri kendaraan bermotor menjadi Panzergranadier Division. Panzer yang di OKH adalah PzKpfw III kaliber 75 mm yang umum dipakai Heer. jelas Panzer III yang dipakai awalnya oleh Waffen-SS tidak bisa ditandingkan dengan T-34, KV1 dan KV2 yang berkaliber 75 mm dengan armor lebih tebal, namun otak yang dipakai bukan otot.
Saat inisiatif serangan Jerman ke Rusia makin tersendat dan akhimya mandek, Waffen-SS dengan doktrin aggresion harus memendam sifat agresifnya dalam menyerang clan menerapkan pertahanan. Terlebih setelah kegagalan Jerman melalui operasi musim panasnya Agustus 1942 yang gagal merebut sumur-sumur minyak Rusia di Kaukasus dan mengurung Moskow melalui Stalingrad. 6.Armee (AD ke 6) menyerah Februari 1943 karena terjebak kekuatan lawan yang sepuluh kali lebih besar.
Heeresgruppe Mitte (Army Group Center) di bawah komandoGeneralfeldmarschall Gunther von Kluge sebagai andalan Wehrmacht di Front Timur terpaksa mundur ratusan kilometer dengan kota Kharkov sebagai pusatnya dan direbut kembali oleh Rusia. Apabila serangan Rusia tidak dihentikan, pasukan Jerman akan terbelah dua dan tidak terselamatkan di front pertempuran yang begitu luas.
Komandan Heeresgruppe Siid (Army Group South) yaitu Generalfeldmarschall Eric von Manstein, melihat adanya peluang menghentikan serangan sekaligus memasang perangkap. Manstein untuk urusan ini lebih percaya pada kemampuan Waffen-SS daripada Heer lainnya walaupun elit. Manstein memerintahkan Josef Dietrich memimpin serangan balik dengan empat divisi Waffen-SS yang ada. Hasilnya pada 15 Maret 1943, divisi-divisi Waffen-SS merebut kembali Kharkov dan mematahkan seluruh serangan air bah Rusia.
Dengan keberhasilan ini, Manstein bersama Himmler dan Guderian yang saat itu menjabat sebagai Generalinspekteur der Panzertruppen, membujuk Hitler untuk membentuk lebih banyak divisi Waffen-SS dan upgraded divisi yang ada dari SS-Panzergrenadier Division menjadi SS-Panzer Division. Yaitu untuk Leibstandarte, Das Reichs, Totenkopf dan Wiking.
Format Panzer Division dari Waffen-SS idisebutkan disini setelah munculnya Panther di medan tempur pertengahan 1943)  adalah sama dengan Heer. Setiap divisi panzer memiliki satu resimen panzer terdiri dari dua batalion. Satu batalion diperkuat Panzerkampfwagen IV (Mark IV) dan satu batalion dengan Panzerkampfwagen V (Panther). Ini ketetapan tertulis saja.
Rombongan Waffen-SS diatas tank yang membawa senapan Kar 98k dengan pelontar granat Schiessbecker.
Karena faktor produksi Jerman sendiri, mayoritas batalion panzer didukung Mark IV yang lebih murah ongkos produksinya. Sedangkan di Heer terdapat dua panzer division. Elitnya adalah Grobdeutschland dan Clausewitz. Di dalam resimen panzernya terdapat tiga batalion panzer dengan dua batalion terisi Panther.
Walaupun senang dengan perkembangan yang ada, Hitler tetap waspada untuk tidak menimbulkan friksi tajam antara SS dan Wehrmacht. Fuhrer tetap mempertahankan jumlah kesatuan Waffen-SS tidak sampai melebihi 10 persen dari total keseluruhan AD Jerman.
Buktinya dapat dilihat Maret 1943. Hitler menyetujui terbentuknya divisi panzer Hitlerjugend dan divisi pasukan gunung ketiga (Gebirgs Division) yaitu Handschar (Hanjar = pedang) dengan nomor urut masing-masing 12 dan 13 dari 38 kesatuan dengan format divisi yang terbentuk sampai PD II selesai.
Paruh kedua PD II, setelah mendaratnya sekutu di Normandia dan Rusia melakukan serangan air bah dengan kekuatan tidak ada tandingannya pada 22 Juni 1944, Jerman telah benar-benar dalam posisi bertahan. Kesatuan Waffen-SS bertarung di segala front, dirotasi dan sebagai palang pintu utama saat kesatuan Heer lainnya sedang mundur atau sebagai ujung tombak bila melakukan serangan balik.
Seluruh division (kecuali satu divisi) dan kesatuan Waffen-SS yang terbentuk, pernah merasakan dahsyatnya pertempuran di Front Timur. Front Timur adalah sebenarbenarnya pertempuran selama PD II. Dari 360 divisi Jerman dan sekutunya (termasuk Waffen-SS) yang pernah terbentuk, 65 persen kekuatannya terserap di Front Timur. Medan pertempuran terbentang dari barattimur (Berlin-Moskow) sepanjanglebih dani 1.600 km dan utara-selatan (Leningrad-Laut Hitam/Kaukasus) sepanjang lebih dari 2.000 km.
Sedangkan penggambaran Hollywood movies atau literatur barat yang bercerita dari satu sisi, lebih memperlihatkan dahsyat dan pentingnya Front Barat dan sedikit penggambaran sesungguhnva yang terjadi di Front Timur. Serangan Jerman terakhir di Front Barat yang dimulai 16 Desember 1944. Wacht Am Rhein atau dikenal Battle of the Bulge. Operasi ini selalu tergambar sebagai serangan terakhir Jerman yang dahsyat. Padahal Jerman hanya menyerang dengan kekuatan terseok-seok 400.000 serdadu dan 800 panzer. Bandingkan dengan Operasi Fall Weiss September 1939. Kekuatan menyerangnya terdiri dari 1,5 juta serdadu dan 2.800 panzer. Sedangkan sekutu di sektor Ardennesmenempatkan 700.000 serdadu dengan sekitar 6.000 tank.
Februari dan Maret 1945, Jerman melakukan dua kali operasi serangan. Ujung tombak serangan kembali bertumpu pada Waffen-SS yaitu Suwind dan Fruhlingserwachasen dengan kekuatan jauh lebih besar dari Battle of the Bulge. Lawan juga memiliki kekuatan lebih besar. Namun kenyataan sejarah ini jarang diketahui publik.

Pasukan Komando Rahasia, Brandenburg

 
 
 
 
 
 
Rate This
FIRST BRANDENBURGER - Brandenburg bertempur di banyak medan dengan misi mulai dari sabotase malam hari. Di Afrika Utara, mereka mejalankan tugas pengintaian jarak jauh.
Jika kita sekarang mengenal apa yang disebut pasukan khusus atau pasukan komando, hal ini tidaklah terlepas dari apa yang dulu dikenal sebagai resimen rahasia Brandenburg Jerman. Pasukan inilah yang dianggap sebagai cikal bakal pasukan khusus zaman sekarang. Satuan Brandenburg merupakan basil gagasan cemerlang Laksamana Walter Wilhelm Canaris (1887-1945), pemimpin dinas rahasia militer Jerman atau Abwehr.
Sebelum perang pecah, laksamana yang sebetulnya anti-Nazi ini telah merasakan perlunya pembentukan pasukan komando rahasia, yang mampu melakukan penetrasi sampai jauh di belakang garis musuh.
Tugasnya terutama melakukan sabotase dan membukakan pintu bagi kelancaran serangan pasukan induk Jerman. “Pasukan ini harus terdiri dari orang-orang pemberani, keras, tak kenal ampun. Mereka harus mampu mengendap tersembunyi dalam jangka waktu lama, mandiri dalam segala hal, dan dalam kelompok-kelompok kecil mampu secara efisien menyelesaikan tugas-tugas yang tidak mungkin dilakukan satuan lebih besar,” demikian Laksamana Canaris merumuskan pasukan komando bentukannya.
FIRST BRANDENBURGER - Brandenburg bertempur di banyak medan dengan misi mulai dari sabotase malam hingga dari : di Arika Utara, Mereka menjalankan tugas pengintaian jarak jauh. Laksamana Canaris (Insert)
Para anggota resimen komando memperoleh julukan Brandenburger, karena tempat pembentukan dan latihan pertama mereka semula tidaklah jauh dari Gerbang Brandenburg di Berlin. Pimpinan awal resimen adalah Kapten Theodor von Hippel, yang berpengalaman dalam perang gerilya di Afrika Timur yang merupakan koloni Jerman sebelum PD I. Dialah yang mengusulkan agar satuan rahasia ini dikirim diam-diam ke Cekoslowakia ketika timbul krisis 1938, untuk membantu penduduk Jerman di wilayah Sudeten memberontak terhadap pemerintahan Cekoslowakia.
Semula rekrutmen untuk satuan pilihan ini terbatas dari rekomendasi perorangan, balikan mereka yang keturunan Yahudi pun direkrut. Selain memperoleh tempaan fisik dan keterampilan sebagai prajurit komando untuk peperangan modern, mereka juga mendapat berbagai latihan intensif dalam bahasa maupun adat kebiasaan asing. Satuan ini berada langsung di bawah komando Abwehr, mengingat penguasaan intelijennya mampu mengarahkan pasukannya ke sasaran-sasaran kunci di wilayah musuh. Karena tugas khususnya itu, pembentukan maupun keberadaan satuan komando ini pun semula amat dirahasiakan.
Operasi militer pertama satuan komando ini adalah sewaktu invasi Jerman Nazi terhadap Polandia, September 1939. Sebelum pasukan Jerman menembaki dan melintasi perbatasan Polandia, satuan Brandenburger telah disusupkan masuk ke wilayah Polandia, untuk mengintai dan merebut sasaran-sasaran taktis seperti iembatan dan persimpangan strategis, sehingga serbuan pasukan induk tidak mengalami hambatan yang berarti.
Operasi komando pertama.
AFRIKA UTARA - Operation Axis untuk mengusai posisi tumpuan di Italia. Kompi Pertama Brandenburger bertugas menjaga wilayah pantai dengan basis di Piraeus. Special Unit 287 dan 288 dibentuk dari 11th Brandenburg Company. Mereka mulai operasi di Afrika Utara pada 1941, walau Erwin Rommel tidak mengizinkan pasukan khusus ini.
Sumbangan pasukan komando Brandenburg lebih kelihatan tatkala Hitler mengalihkan s as aran serbuannya ke barat, dengan menginvasi Belgia, Belanda dan Prancis pada musim semi 1940. Tanggal 8 Mei 1940, satuan komando ini dengan mengenakan seragam tentara Belanda menyusup ke wilayah Belanda untuk merebut jembatan Sungai Meuse (Belanda: Maas) di Gennep. Jembatan ini sangat strategis bagi pengaliran pasukan Jerman ke Belanda. Satuan kecil pimpinan Letnan Wilhelm Walther ini melakukan aksinya pukul 02.00, bertepatan dengan gerakan pasukan induk Jerman ke perbatasan. Ia bersama beberapa anak buahnya menyaru sebagai polisi militer Belanda yang mengawal sejumlah tawanan Jerman.
Dengan cara itu kubu pertahanan Belanda di ujung jembatan yang tidak mengira mereka adalah tentara musuh, dengan cepat dapat dilumpuhkan dan direbut dengan korban tiga prajurit komando terluka. Namun uiung jembatan yang lain masih dikuasai pasukan Belanda dan mereka telah mendengar tembak-menembak di ujung yang lain dari iembatannya. Namun Walther dengan anak buahnya yang tetapberseragam polisi militer Belanda, dengan beraninya berlari ke arah pos. Pasukan Belanda yang sudah bersiap, temyata ragu-ragu karena takut tembakan mereka mengenai “polisi militemya” sendiri. Keraguan ini harus dibayar mahal, karena pos direbut dan detonator yang siap meledakkan jembatan dikuasai komando Jerman. Sesaat kemudian iringan pertama tank dan panser Jerman pun menggelinding aman menyeberangi jembatan utuh tersebut.
Melindungi Ploesti
Ladang minyak serta pusat penyulingan Ploesti di Rumania menjadi tumpuan pasokan bahan bakar Jerman Nazi bagi mesin perangnya. Karena itu dengan segala cara lokasi itu harus dijaga ketat agar tidak disabot atau diserang pasukan musuh. Mengingat Rumania adalah sekutu Jerman, tidaklah nyaman apabila di negeri itu dihadirkan pasukan Jerman secara mencolok, karena dapat menimbulkan rasa tidak senang rakyat Rumania. Karena itu Laksamana Canaris menghubungi dinas intelijen Rumania, Siguranza, untuk mengatur perlindungan terhadap Ploesti serta jalan air S. Donau (Danube) yang vital untuk jalur perhubungan air Austria —Rumania.
Canaris dan kepala dinas rahasia Rumania, Moruzov pada bulan Mei 1941 menyepakati kerjasama. Untuk itu Batalion ke-2 Resimen Brandenburg dipindahkan dari Austria ke Rumania. Sesuai sifat kerahasiaannya, para prajurit komando disamarkan sebagai pekerja sumur minyak, pekerja pabrik penyulingan, petani bahkan sebagai kelompokpemuda dan atlet. Mereka tinggal di lingkungan masyarakat setempat, baik di kota Ploesti maupun di sekitarnya. Mereka mampu melakukan penyamaran dengan baik karena telah terlatih untuk tugas semacam itu.
Selama melaksanakan tugasnya, prajurit Brandenburger antara lain berhasil menggagalkan usaha Inggris untuk merusak pintu-pintu air terpenting di S. Donau. Mereka juga mencegah pasukan komando Inggris, Special Air Service (SAS) yang bermaksud menghancurkan jembatan vital sungai tersebut di dekat Cernavoda, Rumania, yang menghubungkan ibukota Bukarest dengan Laut Hitam.
Selain di Rumania, pasukan komando Brandenburg juga ditugaskan di tempattempat lain di Front Timur, yaitu setelah Hitler memutuskan menyerbu Soviet Rusia dengan Operasi Barbarossa. Bahkan sebelum serbuan itu dilancarkan pertengahan 1941, dinas rahasia Jerman merekrut orang Ukrainia untuk dimasukkan dan dilatih dalam Resimen Brandenburg. Mereka disusupkan kembali ke Ukrainia untuk membantu invasi Jerman, dan mereka berhasil merebut jembatan penting dan stasiun radio Soviet. Karena semangat nasionalisme yang tinggi, mereka pun terdorong untuk segera memproklamirkan Ukrainia yang bebas dan merdeka dari Uni Soviet. Akibatnya Jerman merasa bahwa pasukan komando Ukrainia loyalitasnya kepada Jerman pun meragukan, sehingga akhir 1941 pasukan ini dibubarkan.
Tanpa pertumpahan darah
Salah satu prestasi Resimen Brandenburg yang luar biasa di Front Timur terjadi di Rusia bagian selatan, yaitu upaya merebut ladang-ladang minyak di Maikop. Sepasukan komando dipimpin Baron Adrian von Folkersam, Agustus 1942 menyusup jauh ke belakang garis Soviet dengan menggunakan truk-truk Tentara Merah dan berseragam pasukan Soviet dan NKVD, Dinas Rahasia Soviet. Di tengah jalan mereka bertemu dengan sejumlah besar pasukan Rusia yang desersi. Folkersam dan anak buahnya yang mahir berbahasa Russia bertindak seolaholah mereka adalah pasukan Soviet, dan meyakinkan para pelarian itu untuk kembali berjuang di pihak Rusia. Mereka pun menurut dan berbalik ke arah Maikop bersama pasukan komando Jerman yang menyamar.
Di Maikop, Folkersan yang menyaru sebagai perwira NKVD menemui koman dan Soviet di Maikop, yang kemudian mengantarnya meninjau pertahanan Soviet di daerah itu. Dengan demikian Folkersan mengetahui kondisi pertahanan musuh, dan is pun segera merencanakan bagaimana merebut Maikop.
Sementara pasukan induk Jerman pada 8 Agustus sudah berada sekitar 20 km dari Maikop. Namun yang dikhawatirkan Jerman adalah perlawanan pihak Rusia di Maikop dan penghancuran obyek vital, termasuk ladang perminyakan. Karena itu Folkersan segera bertindak dengan sasarannya pusat komunikasi Rusia. Serangan dengan granat itu untuk menimbulkan kesan terjadinya serangan artileri. Sesudah itu Folkersan yang masih menyaru sebagai perwira NKVD, memberitahu para perwira Rusia di kota Maikop bahwa pengunduran diri segera dari Maikop telah diperintahkan.
Karenapusat komunikasi di Maikop telah rusak oleh serangan komando Brandenburg, pimpinan pasukan Rusia tidak mungkin melakukan kontak keluar untuk mengecek pengunduran diri tadi. Akhimya mereka pun dapat diyakinkan, dan pasukan Soviet yang mempertahankan Maikop dan sekitamya segera ditarik mundur. Esok harinya, pasukan Jerman dengan mudah masuk ke Maikop yang utuh dan meraih kemenangan tanpa pertumpahan darah sama sekali berkat jasa Brandenburger.
Aksi di utara
Di Front Timur, resimen pasukan komando rahasia Jerman juga beraksi di bagian utara, yaitu untuk mengacaukan Murmanks, kota pelabuhan penting Russia di Laut Barents yang dingin. Jenderal Diet! yang memimpin pasukan Jerman di Front Utara mengalami kesulitan mencapai pelabuhan yang menjadi pintu masuk bantuan dari sekutu (AS) ke Rusia. Akhir 1941, Died memanggil Jenderal Schoerner, seorang Brandenburger, yang kemudian merancang serangan komando untuk menghancurkan pengaliran barang bantuan tersebut dengan merusak jalur-jalur perkeretaapian. Serangan udara berkali-kali telah dilancarkan Jerman terhadap Murmanks dan jalur kereta apinya, namun setiap kali pula orang Rusia dengan cepat memperbaikinya kembali.
Karena itu Jerman mengharap serangan komando akan dapat melumpuhkan lebih lama jalur transportasi tersebut. Tugas ini dibebankan kepada Kompi ke-15 Resimen Brandenburg, yang anggotanya sebagian besar terdiri dari orang Ukrainia, Belorussia dan orang Jerman dari Volga dan Balkan. Mengingat Wilayahnya yang dekat kutub dan bersalju, pasukan ini pun dibantu pasukan ski serta puluhan ekor anjing terlatih untuk daerah kutub. April 1942 pasukan komando ini siap dan diberangkatkan. Karena kurangnya penunjuk jalan yang memadai, ditambah lebatnya hutan dan tidak adanya perahu karet untuk menyeberangi sungai serta danau yang banyak terdapat di kawasan itu, pasukan ini tidak berhasil mencapai sasaran.
Musim panas Juli 1942, dengan penunjuk jalan dari Finlandia, pasukan komando ini berangkat lagi memasuki Semenanjung Karelia. Untuk tidak menimbulkan kecurigaan, pesawat Jerman menghentikan pengintaiannya di daerah yang akan dilalui pasukan komando. Semua tanda-tanda kemiliteran Jerman dan Finlandia dilepas dari seragam. Mendekati Murmanks, mereka memasang peledak di sepanjang rel kereta pada jarak yang cukup berjauhan. Dalam beberapa hari, kereta api Soviet yang memuat barang bantuan dari Murmanks pun berledakan dan terguling satu persatu. Ribuan pasukan dan polisi rahasia Soviet dikerahkan untuk menyelidiki.
Sejumlah penduduk sipil yang tidak tahu apa-apa menjadi sasaran penembakan NKVD. Bahkan para prajurit Soviet sendiri yang baru kembali dari patroli juga menjadi korban. Mereka ini semuanya dicurigai sebagai penyabot rel-rel NKVD tidak mengira satuan komando Jerman dapat sampai ke wilayah tersebut.
Setelah dinilai cukup mengacaukan transportasi musuh dan keadaan makin membahayakan, kompi Brandenburgpun ditarik kembali ke Tugas terakhir Pasukan komando Brandenburg ini juga pernah ditugaskan di Afrika Pimpinan Korps Afrika, Jenderal Rommel  memberi mereka kebebasan bertindak namun melarang satuan komando ini mengenakan seragam musuh. Rommel memang dikenal sebagai perwira yang bersikap gentleman dalam berperang. Satuan rahasia ini antara lain pernah berusaha melakukan infiltrasi ke kota Kairo, pusat komando Inggris di Timur Tengah, namun gagal. Mereka juga pernah mengadakan pertemuan dengan para pejuang nasionalis Mesir, termasuk Anwar Sadat (yang kemudian menjadi Presiden Mesir) di kota Asyut di wilayah Mesir.
Tugas Resimen Brandenburg terakhir adalah di wilayah Balkan, ketika pada akhir 1943 pasukan ini diterjunkan dengan payung ke Pulau Kos yang diduduki Inggris. Gugusan pulau-pulau Dodecanese di Laut Tengah yang dikuasai Inggris itu dikhawatirkan akan dijadikan pangkalan bagi serbuan besar Inggris ke wilayah Balkan. Sesudah merebut Kos, pasukan komando diterjunkan lagi ke Pulau Leros yang merupakan pangkalan laut Inggris.
Pasukan komando ini berhasil memo-tong pasukan lawan menjadi dua, di selatan dan utara pulau. Upaya Inggris mengusir pasukan komando musuh selalu gagal. Akhirnya sesudah melalui pertempuran sengit, pasukan komando Jerman ini mengakhiri perlawanan musuhnya dengan menawan 3.200 pasukan Inggris dan 5.350 pasukan Italia yang telah memihak Sekutu.
Sukses besar ini merupakan tugas terakhir Brandenburg sebagai resimen pasukan komando yang dirahasiakan. Sejak akhir 1942 komando tertinggi Jerman berangsur ingin mengubah kekuatan dan bentuknya dari resimen komando menjadi divisi pasukan konvensional. Sebagai divisi, Brandenburg dalam peperangan konvensionalnya banyak beraksi di Front Timur dengan sukses sampai kehancurannya ketika Jerman terpukul mundur oleh Rusia.