Sabtu, 21 Januari 2012


Fallschirmjager, Elite Line Infrantry

 
 
 
 
 
 
Rate This
Pasukan Fallschirmjager
Dengan dikeluarkannya Treaty of Versailles pada tanggal 7 Mei 1919, Jerman dilarang memiliki AU dan hanya diperbolehkan memiliki 100.000 tentara (Reichswehr, pertahanan negara). Meskipun ada larangan, di akhir 1920-an Jerman diam-diam bekerja sama dengan Rusia. Mereka membuat area uji coba dan pelatihan yang terletak di dalam perbatasan Rusia di Lupesk.
Di waktu yang sama, olahraga gliding lagi ngetrend di Jerman. Karena sekadar kegiatan olahraga, gliding betul-betul dilegalkan. Namun kenyataannya, cikal bakal Luftwaffe (AU) ilegal lahir dari olahraga ini. Dari asosiasi gliding muncul rencana Luftwaffe masa depan. lnilah yang kemudian menyediakan alat untuk AU yang baru.
Januari 1933 Adolf Hitler diangkat menjadi Kanselir Jerman. Pengangkatan ini disusul penolakan Jerman atas Treaty of Versailles pada Maret 1935. Dikeluarkanlah perintah wajib militer yang berarti mengganti Reichswehr dengan Wehrmacht (Angkatan Bersenjata). Tahun berikutnya (1936), Jerman mengirim pasukan untuk mengambil kembali Rheinland. Peristiwa ini menjadi peluang bagi Herman Goring untuk mengembangkan Luftwaffe (Angkatan Udara) termasuk Fallschirmjager.
Pada 11 Mei 1936, Major Bruno Oswald Brauer melakukan penerjunan dari sayap pesawat olahraga Klemm KL25. Brauer menjadi Fallschirmjager pertama yang mendapatkan Fallschirmschutzenschein (parachuting licence).
Selama PD H, Luftwaffe melahirkan berbagai unit Fallschirmjager. Berawal dari kumpulan kecil batalion Fallschirmjager di awal perang. Luftwaffe kemudian membentuk unit seukuran divisi yang merupakan tiga rejimen Fallschirmjager. Divisi ini dilengkapi senjata pendukung dan aset udara yang dikenal sebagai 7th Air Division.
Target setiap unit Fallschirmjager adalah melakukan lima hari penerjunan dan sekali di malam hari menggunakan parasut RZ1. Menggunakan pesawat Jinker Ju-52 dengan ketinggian terjun sekitar 120 m. Sementara latihannya terdiri dari dua kali terjun tunggal dan empat kali dalam rangkaian.
Demonstrasi teriun payung untuk pertama kali dilakukan di hadapan publik pada 4 Oktober 1936. Dilakukan di Buckeberg. Sebanyak 36 Fallschirmjager di bawah komando Oberleutnant Kroh, terjun dari tiga pesawat Ju-52.
Berbeda dengan kebanyakan negara seperti Persemakmuran dan AS, Fallschirmjager sebagai unit infanteri merupakan bagian dari AU, bukan AD. Konsepnya pun berbeda dengan pasukan payung Heeres (AD). Konsep Luftwaffe adalah pasukan payung dengan kemampuan komando Beroperasi dalam skala kecil dengan target target strategis. Diterjunkan bukan sebagai line infantry lintas udara yang digunakan untuk bertempur dengan line infantry lawan.
Ini terlihat dalam operasi seperti di Norwegia/Denmark, benteng Eben Emael, Kanal Corinth, Gran Sasso, Monte Rotondo, pulau Dodecanese dan lainnya. Hanya satu pengecualian, yaitu Opera tie Mercure di pulau Kreta, 20 Mei 1941. Untuk yang pertama dan terakhir dalam skala besar dan sebagian operasinya sebagai line infantry biasa dengan lintas udara.
Selama PD II peralatan yang dimiliki Jerman minim Seperti kurangnya pesawat angkut pasukan payung untuk menunjang operasi skala besar dan bahan bakar yang minim. Hal ini membuat Fallschirmjager kukuh sebagai elite line infantry seperti saat pertempuran di Leningrad, Monte Cassino, Normandy, Ardennes dan pada sektor-sektor operasi darat lainnya. Sampai akhir PD II, Fallschirmjager tumbuh menjadi 11 divisi.
Walaupun terdapat perbedaan konsep antara Luftwaffe dengan Heeres, namun keduanya dipraktikan secara nyata oleh Jerman. Terbukti ampuh bahkan menjadi acuan negara-negara lain termasuk Inggris dan Amerika yang barumengembangkannya di tahun 1941 setelah menyaksikan suksesnya operasi-operasi Fallschirmjager di tahun sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar